MULTIPLE
CHOICE
1.
Untuk
tigas soal dengan nomor berturut-turut!
Kitab
Ayub menceritakan kepada kita tentang seseorang yang hidup di tanah Us, kaya
dengan hewan ternak peliharaannya, hasil tanah miliknya dan jumlah
anak-anaknya. Namun atas hasil pembicaraan di surga, Tuhan mengizinkan ujian
bagi Ayub, dan satu persatu dari segala miliknya diambil daripadanya mulai dari
anak-anak dan harta miliknya. Namun Ayub tetap setia dengan berpegang bahwa
“Tuhan sudah memberi, Tuhan yang mengambil kembali, terpujilah Tuhan.” (1:21)
Namun
kemudian datanglah ujian berikutnya di mana ia mendapat penyakit yang
menjijikkan, sampai istrinya tidak dapat memberikan dukungan moral lagi,
menyuruh Ayub mengutuk Tuhan lalu mati. Namun iman Ayub lebih besar daripada
iman istrinya, dan sekali lagi menunjukkan imannya: “Jika kita menerima hal yang
baik dari Tuhan, mengapakah kita tidak menerima yang buruk?” (2:10)
Lalu
tiga teman-teman Ayub datang, Elifas, Bildad dan Zofar. Mereka melihat kondisi
Ayub yang menyedihkan, dan rasa kasihan mereka hilang, sebab mereka yakin
mereka sedang berhadapan dengan seseorang yang sedang dikutuk oleh Tuhan.
Mereka seperti orang-orang pada jaman itu beranggapan bahwa berkat kekayaan
adalah penghargaan Tuhan bagi kebajikan, dan musibah adalah hukuman Tuhan atas
dosa. Maka melihat kondisi Ayub yang mengenaskan mereka berkesimpulan bahwa hal
ini disebabkan oleh dosa-dosa Ayub.
Ayub
telah menderita selama berbulan-bulan. Ayub telah menjadi seorang yang kurus
kering (19:20). Oleh karena kekerasan sikap teman-temannya, dan kepahitannya
karena tak menerima simpati dari teman-temannya itu, maka setelah pengalaman
penderitaan mental dan fisik yang lama, maka kesabaran Ayub yang luar biasa itu
akhirnya sirna, dan ia mulai mengucapkan penyesalan, mengapa Tuhan membiarkan
dirinya hidup.
Maka
teman-temannya mulai memberikan pandangan mereka sesuai dengan pengertian
mereka sendiri tentang Tuhan, yaitu: Ayub bersalah, dan layak dihukum. Jika
Ayub bertobat maka semua akan menjadi baik kembali. Namun Ayub menolak
interpretasi ini. Ia mengetahui bahwa ia tidak bersalah dan tidak dapat menerima
bahwa ia bersalah. Ia mengakui telah melakukan pelanggaran-pelanggaran kecil
yang umum dilakukan manusia (13:26; 14:4), tapi tidaklah sepadan dengan
penderitaan yang harus ditanggungnya sekarang. Maka terjadilah pergumulan di
jiwa Ayub: ia mengetahui bahwa Tuhan itu adil, namun kelihatannya yang
dilakukan Allah terhadapnya sungguh tidak adil. Ayub-pun selalu yakin bahwa
perlakuan Tuhan terhadap manusia adalah sebanding dengan perbuatannya. Maka
jiwanya bergolak. Teman-temannya memberikan jawaban, namun ia dalam hati
nuraninya menolak mempercayainya. Maka kedua hal ini yang kelihatannya tidak sesuai: keadilan Tuhan yang
sempurna dan dirinya yang tidak bersalah. Maka Ayub menuduh Tuhan telah
memperlakukannya dengan tidak adil (27:2) maka ia berharap untuk bertemu dengan
Tuhan untuk menyatakan kasusnya, dan ia percaya segalanya akan baik kembali
(23:3-7) seolah-olah Tuhan tidak tahu fakta yang sebenarnya. Tetapi sebenarnya
Ayub tahu bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia tidak ada yang luput dari
pengetahuan Allah (16:20). Ini adalah bentuk pergumulan dalam jiwa Ayub,
walaupun ia percaya bahwa pada akhirnya keadilan Tuhan akan dinyatakan baginya
(19:23-27).Pada saat ini, Elihu menyampaikan pandangannya. Ia kesal terhadap
para pendahulunya yang tak dapat mempertahankan keadilan Tuhan dan meyakinkan
Ayub akan kesalahannya. Ia menekankan bahwa penderitaan dan musibah tidak saja
merupakan ganjaran/ hukuman tetapi juga bersifat mengobati demi
pertobatan. Oleh penderitaan, Tuhan membuka telinga orang yang menderita
untuk menarik diri dari perbuatan yang jahat (36:7-12; 33:14-28). Elihu
memaparkan tentang kuasa Tuhan yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan jawaban
Tuhan.
Jawaban Tuhan sendiri datang di dalam
badai untuk mengakhiri debat (Ayb 38-42). Ia mengajarkan bahwa manusia tidak
seharusnya mengetahui segala rahasia tentang rencana Tuhan. Bagian manusia
adalah mengakui, tidak hanya kuasa Tuhan namun juga kebijaksanaan-Nya dan oleh
karena itu dengan rendah hati menerima pengaturan alam semesta dan memasrahkan
diri pada penyelenggaraan-Nya walaupun hal itu melampaui pengertian manusia
yang kecil. Maka untuk menjelaskan hal ini, Tuhan menjabarkan pelajaran tentang
kuasa Tuhan yang dinyatakan dengan penciptaan dunia, keajaiban penciptaan
terang, hujan, salju, dan alam binatang. Lagi dan lagi Ayub dibawa kepada
pengertian bahwa ia tak sedikitpun memahami akan hal ini. Bagaimana Ayub yang
tidak mengerti sedikitpun tentang kejadian alam yang terjadi sehari-hari,
mengharapkan untuk memahami pengaturan Tuhan akan moralitas dunia dan mengapa
ia begitu berani menempatkan dirinya sendiri sebagai hakim atas benar atau
tidaknya pengaturan Tuhan itu?
Berdasarkan kisah ayub tersebut, berikut
fakta menarik yang benar sesuai dengan teks di atas adalah….
a. Ayub
adalah hamba Allah tidak percaya dengan penyelenggaraan Ilahi
b. Ayub
adalah seorang yang berdosa karena menerima musibah luar biasa dari Allah
c. Allah
memberi cobaan yang tidak sebanding dengan kemampuan manusia menanganinya
d. Cinta
Allah terhadap umat-Nya khususnya Ayub ditunjukan melalui cobaan atau musibah
yang diberikan Tuhan
e. Sekalipun
Ayub orang yang saleh, hidup dalam kekudusan, namun Tuhan tetap mengizinkan
semua musibah terjadi dalam hidup Ayub
2. Peristiwa keterpurukan Ayub, membuat
Ayub mengadu kepada Tuhan akan penderitaannya. Berikut sikap yang dapat kita
teladani dari Ayub adalah….
a. jika masalah hidup tidak kunjung
usai, maka mengutuk Tuhan adalah jalan terbaik
b. Mengadu tentang masalah hidup kepada
Tuhan adalah pantangan bagi orang beriman
c. Mengadu adalah sikap protes dan
menyalahkan Tuhan karena ketidak adilan Tuhan di tengah persoalan kehidupan
d. mengadu adalah sikap manusiawi yang
baik, sebab mengadu dengan sarana doa kita mampu memahami rencana Allah
e. Tuhan tak akan pernah ikut
campur masalah duniawi, maka percaya bahwa hidup ini adalah sebab akibat
3. Bacalah teks berikut berdasarkan
kisah Ayub!
.sikap
kerendahan hati di hadapan Tuhan
I.mengakui keterbatasan kita di dalam
segala hal
II.mengakui kemahakuasaan Tuhan yang
mengatasi segala sesuatu
III.menerima segala penderitaan yang Tuhan
ijinkan terjadi di dalam hidup ini dengan iman dan pengharapan
IV.menjalani hidup ini dengan setia, sebab
suatu saat nanti keadilan dan kasih Tuhan akan dinyatakan bagi kita
V.tidak ada cara lain dalam menghadapi
musibah selain diam dan pasrah
VI.iman yang kuat ditandai dengan sikap yang
berani protes, mengeluh, dan menuntut janji Allah
Berikut
garis besar sebagai pelajaran hidup dari kisah ayub adalah….
a. ii, iv, v, vi dan vii
b. i, ii, iii, iv, dan vi
c. i, ii, iii, iv, dan v
d. ii, iii, v, vi, dan vii
e. i, iii, v, vi dan vii
4. Perlu adanya komunikasi batin dalam
keluarga. Syarat komunikasi batin dalam
keluarga adalah….
a.
jujur
dan tanpa pamrih
b.
terbuka
dan saling mendengarkan
c.
tegas
dan berusaha dapat dipercaya
d.
penuh
iman dan tanggung jawab
e.
saling
peduli dan saling percaya diri
5. “Berbahagialah
orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan
Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan
dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan
beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan
melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan
disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab
kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu,
jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang
jahat” (Mat 5:1-12)
Dapat disimpulkan bahwa….
a. Belajar untuk hidup miskin sangat
baik untuk membiasakan diri kita menjadi pribadi kuat dan tahan cobaan.
b. Kita hendaknya lemah lembut,
maksudnya ialah “salah jika bersikap tegas apapun konteksnya” Sebab tegas dapat
menyakiti hati orang lain apalagi setiap orang adalah pemimpin diri dan orang
lain.
c. Kita diajak untuk berhati kudus yang
berarti hidup sesuai kehendak Allah. Tindakan, pikiran, dan hati yang baik
serta mulia kepada segala makhluk adalah gambaran hidup yang semakin
berkualitas dan kudus.
d. Belajar untuk hidup miskin sangat
baik untuk membiasakan diri kita menjadi pribadi kuat dan tahan cobaan.
e. Ketiap manusia diajak untuk
memperjuangkan iman kepercayaan di tengah penindasan dan ketidakadilan. Sebab
kepercayaan kita adalah agama Allah. menegakkan iman kepercayaan berarti
menegakkan kebenaran.
6. Tujuan perkawinan adalah untuk
saling mensejahterakan suami dan istri secara bersama-sama dan bukan
kesejahteraan pribadi salah satu pasangan. Karena ada bahaya bahwa ada pasangan
yang diperalat untuk memperoleh kesejahteraan materil. Kitab Suci berkata:
“Tidaklah baik, bahwa manusia sendiri saja. Kami hendak mengadakan seorang
pendamping untuk menjadi teman hidupnya... Lalu Allah mengambil sebuah tulang
rusuk Adam dan membentuknya menjadi seorang wanita.Maka pria akan meninggalkan
ibu-bapaknya untuk mengikat diri pada istrinya dan mereka akan menjadi satu jiwa-raganya
” (Kej 2:18- 25). Setelah membaca teks
di atas, pernyataan yang tepat sesuai tujuan perkawinan gereja katolik adalah…
a. kesetiaan
menempuh hidup perkawinan adalah kunci kesejahteraan, terutama kesejahteraan
ekonomi adalah tanggung jawab suami sebagai kepala keluarga.
b. Mencintai
dan dicintai adalah kebutuhan mendasar pasangan suami istri, terutama tanggung
jawab suami terhadap kebutuhan istri secara materil harus selalu diperhatikan.
c.
Menjaga
kesetiaan hidup berdampingan suami istri sangatlah mudah cukup berbekal pada
iman dan ketaatan kepada Allah tanpa berjuang keras, sebab suka duka pasangan
tanggungan bersama.
d. Karena
mereka adalah satu bukan lagi menjadi dua. Satu fasilitas, satu kebutuhan, satu
tugas, dan satu pikiran. Sebab dua pribadi menjadi satu adalah sebuah tujuan
yang menyejahterakan.
e.
Suami
dan istri mempunyai tanggung jawab sama untuk saling menyejahterakan lahir dan
batin. Kesejahteraan lahir dan batin mencakup seluruh aspek hidup manusiawi.
Sebab mereka bukan lagi sendiri, melainkan dua menjadi satu.
7. Cermatilah halangan-halangan
perkawinan gereja katolik berikut ini
- Impotensi
- Adanya
ikatan perkawinan
- Disparitas culture
- Tahbisan Awam
- Kaul
kemurnian dalam suatu tarekat religius
- Penculikan
dan penahanan
- Korban Bullying
- Persaudaraan
- Hubungan sahabat
- Halangan
kelayakan publik
- Adopsi
Halangan-halangan perkawinan yang
benar terdapat pada nomor….
a. 1, 2, 8, dan 9
b. 2, 5, 8, dan 11
c. 3, 4, 7, dan 9
d. 4, 9, 10, dan 11
e. 1, 5, 7, dan 9
8. Inti kehidupan membiara yang juga
dituntut dari setiap orang Kristen, ialah persatuan atau keakraban dengan
Kristus. Tugas ataupun karier adalah soal tambahan. Tanpa keakraban ini maka
kehidupan membiara sebenarnya tak memiliki suatu dasar. Seorang biarawan
hendaknya selalu bersatu dengan Kristus dan menerima pola nasib hidup Yesus
Kristus secara radikal bagi dirinya. Oleh karena itu, semboyan klasik hidup
membiara ialah ”Mengikuti jejak Tuhan kita Yesus Kristus”, atau ”Meniru
Kristus” (Lumen Gentium, Art. 42). Ungkapan ini tidak boleh ditafsirkan secara
lahiriah saja. Mereka yang mengikuti Kristus berarti ”meneladan bentuk
kehidupan-Nya” (Lumen Gentium, Art. 44). Akan tetapi, meneladani harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga mereka sungguh bersatu dan menyerupai
Kristus. Seseorang yang tampak
berkomitmen menjalani hidup membiara sesuai nilai-nilai religius dari
teks diatas adalah….
a. “Tuhan jika aku Engkau panggil
untuk melayani umatmu, semoga aku siap dan sungguh bisa menjadi panutan hidup
dalam kesederhanaan” begitulah yang ku dengar ketika Cindy berdoa.
b. Berkali-kali Rony meminta restu
mama dan papanya, hingga ia harus tersungkur lalu berlutut “Mama dan papa harus
tau, sesungguhnya hidup keluarga kita yang duniawi ini bisa dimusnahkan dengan sekecap kata dari Allah. Apakah kalian
mikir sampai sini? itulah mengapa aku ingin hidup dengan cara beda”
c. “Tak seorang anakpun yang tau
identitasku, sengaja aku sembunyikan ini di komunitas Gonzaga. Sesungguhnya
identitasku bukanlah persoalan mereka, melainkan persoalanku dengan-Nya yang
memanggilku sejak semula” Tegas Pater Okta ketika pertemuan dengan para Pater
Moderator Sekolah Jesuit Indonesia
d. “Entah mengapa sejak kunjungan
Pater Andri kerumah, hidup kami tampak semakin harmonis dan setiap ruangan rumah terpancarkan energi
damai sukacita. Wajar saja selain seorang kepala, Pater Andri adalah seorang
imam Jesuit” Kesaksian Nindy ketika sharing kelompok pelajaran agama.
e. Sejak Oktober Rayio tampak aneh dan non realistis, mungkin
ini sebuah firasat. Siang tadi, Ia pernah berkata kepada Oma nya “ jika nanti
Bunda Maria menjemputku, Oma jangan mencariku, sebab Bunda Maria berniat mempertemukanku
dengan mami dan papi”
9. Kerja atau bekerja adalah ciri hakiki hidup
manusia. Dengan bekerja hidup manusia memperoleh arti. Dengan bekerja,
seseorang merasa dirinya berharga di tengah keluarga dan masyarakat. Demi
hormat terhadap martabat manusia tidak seorang pun boleh dihalangi bekerja.
Demi harga diri setiap orang harus bekerja menanggung hidupnya sendiri dengan
nafkah yang ia peroleh dan mendukung hidup bersama. Namun pekerjaan juga
mempunyai makna religius. Allah sendiri dilukiskan sebagai Pencipta yang
bekerja dari hari pertama sampai hari yang keenam dan pada hari yang ketujuh
beristirahat dari pekerjaan yang dikerjakan-Nya. (Kej 1:1-2:3).
a. Allah menyuruh manusia untuk
bekerja. Dunia dan makhluk-makhluk lainnya diserahkan oleh Allah kepada manusia
kuat dan tangguh seperti Abraham serta memiliki kebebasan sebagai pengguna dan
penakluk.
b. Dengan demikian manusia menjadi
wakil Allah di dunia ini. Ia menjadi penguasa sekaligus pekerja bebas yang
menyelenggarakan dan menambah
kuantitas ciptaan Tuhan.
c. Dengan bekerja manusia bukan saja
dapat bekerja sama dengan Tuhan, tetapi juga mampu menjadi tuan tanah bagi yang
kuat dan budak pekerja bagi yang lemah.
d. Dengan bekerja manusia mendekatkan
dirinya secara pribadi dengan Allah, karena manusia adalah pewaris Allah yang
memiliki dan mencipta semesta dengan kecerdasannya.
e. Manusia akhirnya teruntuk bagi Allah
sebagai yang terakhir. Kerja, akhirnya merupakan salah satu bentuk pengabdian
pribadi kepada Allah sebagai tujuan akhir manusia. Disini menjadi nyata bahwa
kerja sungguh bisa mempunyai aspek religius, selain aspek pribadi dan sosial.
10. Bukan persoalan “kawin” atau
”tidak kawin”, melainkan penyerahan secara menyeluruh
kepada Kristus, yang dinyatakan dengan meninggalkan segala-galanya demi Kristus
dan terus-menerus berusaha mengarahkan diri kepada Kristus terutama melalui
hidup doa.
Kalimat di atas
adalah makna dari sebuah kaul….
a. kemurnian
b. keutamaan
c. kemiskinan
d. ketaatan
e. kesakralan
Essay
11. Seandainya
anda adalah orang tua, anakmu bertanya demikian:
“Apakah kita manusia boleh kaya raya? Untuk apa kekayaan manusia jika manusia
diarahkan pada tujuan kekudusan? Apa pentingnya tujuan hidup atau personal
mission statement? bagaimana anda menanggapi pertanyaan tersebut?
12.
Apa
yang akan kamu tanggapi berdasarkan ajaran tradisi gereja katolik soal
perkawinan?
13. Jelaskan beberapa hal yang yang
dapat memperburuk keadaan ekonomi keluarga!
14. Jelaskan upaya-upaya yang dapat
menyejahterakan batin suami istri!
15. Jelaskan 3 halangan perkawinan
Gereja katolik beserta contoh kasusnya!
16. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
hubungan dekat dengan Tuhan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar