ALKITAP DI TULIS OLEH MANUSIA. MENGAPA?
1. Alkitab adalah buku kesaksian tentang Allah dan jawaban manusia.
2. Alkitab adalah unik ( bahasa asli, perpus kecil, pengarang yang tercantum
kecil, gaya bahasa)
3. KS adalah sabda allah dalam bahasa manusia yang berarti ks allah berbicara
dengan orang beriman. Dengan perantaraan manusia yang menulisnya, dengan cara
dan kata-kata manusia
Makna istilah
“Perjanjian Lama”
•Istilah “Perjanjian Lama” dipergunakan untuk membedakan
dengan “Perjanjian Baru”. Dalam sejarah keselamatan, relasi manusia dengan
Allah diikat dengan perjanjian, yang dalam Perjanjian Lama manusia diwakili
oleh bangsa Israel, teristimewa melalui para pemimpin mereka. Perjanjian itu
adalah perjanjian kasih yang menyelamatkan. Dalam perjanjian itu, Allah
berjanji akan senantiasa menyelamatkan manusia, dan dari pihak manusia Allah
menuntut kesetiaan.
•Sayangnya kesetiaan
Allah itu seringkali dibalas dengan ketidaksetiaan Israel. Maka Allah yang
adalah setia tetap menjanjikan penyelamatan pada manusia dengan cara
memperbaharui perjanjian melalui putraNya sendiri Yesus Kristus. Maka
Perjanjian Lama menunjuk pada perjanjian antara manusia dengan Allah sebelum
Kristus.
•Walaupun “Perjanjian
Lama” pada dasarnya belum sempurna dan telah ternodai, namun apa yang
diungkapkan di dalamnya tetap penting, sebab ia mengungkapkan kepada semua orang pengertian
tentang Allah dan manusia serta cara-cara Allah yang adil dan
Rahim; bergaul dengan
manusia.
Kitab-Kitab KSPL
memaparkan cara pendidikan ilahiah
yang sejati, kesadaran hidup
akan Allah, ajaran-ajaran yang luhur tentang Allah, kebijaksanaan perikehidupan manusia,, perbendaharaan doa-doa yang menakjubkan.
Dan terutama memuat janji kedatangan Kristus Penebus, mempersiapkan warta, Kerajaan
Allah, yang dinyatakan dalam nubuat-nubuat (lih. Luk
24:44 Yoh 5:39; 1Ptr 1:10), dengan pelbagai lambang (lih. 1Kor 10:11)
maka Paulus menegaskan : “Tetapi pikiran mereka telah menjadi
tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung ini masih tetap menyelubungi
mereka, jika mereka membaca Perjanjian Lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya
Kristus saja yang dapat menyingkapkannya (2 Kor 3:14). Maka “perjanjian lama”
hanya mungkin dipahami bila kita juga memahami “perjanjian baru” dalam Kristus.
Mengapa bangsa
terpilih adalah bangsa Israel?
jawab: pada dasarnya bangsa yang
pertama kali berbudaya adlah bangsa Israel. Sejak manusia jatuh dalam dosa,
allah tetap membuka pintu keselamatan kepada semua bangsa manusia. Pintu
keselamatan itu di selenggarakan dalam
janji janjinya. Memlalui bangsa yang berbudaya itulah karya allah dapat di
akui/ di Imani sebagai Yahwe (lord). Maka janji janji itu di berikan kepadada
bangsa Israel di mulai dari bapa segala bangsa (abraham-----para nabi-----yaitu
Israel) maka bangsa pilihan (Israel sebagai sarana allah menyampaikan
janji-janji penyelamatan bagi segenap manusia)
kepenuhan janji adalah Yesus Kristus……
Pentingnya
memperlajari KSPL?
1. Pertama, dengan
mempelajari Perjanjian Lama, kita akan melihat bagaimana Allah secara
terus-menerus dan dengan setia menyatakan Diri-Nya untuk dikenal; dan bagaimana
bangsa Israel menanggapi pewahyuan Allah itu. Hubungan timbal-balik antara
Allah dengan bangsa Israel tersebut dapat menjadi cermin bagi manusia yang hidup
zaman sekarang dalam membangun relasi yang lebih baik dengan Allah.
2. Kedua, Kitab
Suci Perjanjian Lama bukan buku yang pertama-tama hendak menguraikan
fakta-fakta sejarah, melainkan dan terutama hendak mengungkapkan Allah yang
berfirman, yang menyampaikan rencana dan tindakan penyelamatan kepada manusia.
Perjanjian Lama adalah Firman Allah. Karena Firman Allah, maka manusia diminta
untuk mau mendengarkan dan menjalankan apa yang difirmankan-Nya.
3. Ketiga,
beberapa bagian kitab Perjanjian Lama berisi nubuat-nubuat tentang Juruselamat
yang dijanjikan Allah, yang digenapi dalam diri Yesus Kristus. Oleh karena itu,
pemahaman diri Yesus Kristus sebagai penggenapan janji Allah dapat sepenuhnya
difahami bila kita mempelajari Perjanjian Lama.
4. Keempat, Yesus
sendiri sebagai orang Yahudi mendasarkan pengajaran- Nya dari Kitab Perjanjian
Lama. Ia tidak meniadakan Perjanjian Lama, melainkan meneguhkan dan sekaligus
memperbaharuinya.
Memahami
Jenis Sastra dalam Perjanjian Lama
Cobalah membaca
secara acak satu perikope dari Kitab I Raja-raja, Kitab Imamat, Kitab Amsal,
Mazmur!
Apakah kalian merasakan sendiri adanya perbedaan dalam penuturan Isi Perjanjian
Lama?
Kesimpulan/peneguhan
Sepanjang masa Allah
senantiasa mewahyukan Diri. Pewahyuan Diri Allah pada dasarnya tertuju kepada
semua manusia dari segala bangsa. Pewahyuan Diri Allah yang universal itu,
ditanggapi dengan berbagai macam cara dan sikap. Dari sekian banyak bangsa
manusia, ada satu kelompok bangsa yang menanggapi pewahyuan Diri Allah itu
secara khas, yaitu bangsa Israel, yang sekaligus dipakai Allah untuk menjadi
sarana dalam menyampaikan rencana penyelamatan-Nya, sebagaimana terungkap dalam
Kitab-Kitab Perjanjian Lama.
Mengingat isi Perjanjian Lama
yang sangat penting itu, maka membaca dan mendalami Kitab Perjanjian Lama
merupakan keharusan.
Pertama, dengan mempelajari Perjanjian Lama, kita
akan melihat bagaimana Allah secara terus-menerus dan dengan setia menyatakan
Diri-Nya untuk dikenal; dan bagaimana bangsa Israel menanggapi pewahyuan Allah
itu. Hubungan timbal-balik antara Allah dengan bangsa Israel tersebut dapat
menjadi cermin bagi manusia yang hidup zaman sekarang dalam membangun relasi
yang lebih baik dengan Allah.
Kedua, Kitab Suci Perjanjian Lama bukan buku
yang pertamatama hendak menguraikan fakta-fakta sejarah, melainkan dan terutama
hendak mengungkapkan Allah yang berfirman, yang menyampaikan rencana dan
tindakan penyelamatan kepada manusia. Perjanjian Lama adalah Firman Allah.
Karena Firman Allah, maka manusia diminta untuk mau mendengarkan dan
menjalankan apa yang difirmankan-Nya.
Ketiga, beberapa bagian kitab Perjanjian Lama
berisi nubuat-nubuat tentang Juru Selamat yang
dijanjikan Allah, yang digenapi dalam diri Yesus Kristus. Oleh karena itu,
pemahaman diri Yesus Kristus sebagai penggenapan janji Allah dapat sepenuhnya
dipahami bila kita mempelajari Perjanjian Lama.
Keempat, Yesus sendiri sebagai orang Yahudi mendasarkan
pengajaran-Nya dari Kitab Perjanjian Lama. Ia tidak meniadakan Perjanjian Lama,
melainkan meneguhkan dan sekaligus memperbaharuinya.
TUGAS
Rumuskan pesan
yang terdapat di dalamnya, apakah pesan itu masih relevan bagi hidupmu saat
ini.
• Kejadian 11: 1-9
• Keluaran 32: 1-35
• Imamat 25: 1-22
• Mazmur 75:1-11
• Pengkotbah 8:11 – 12
• Kebijaksanaan Salomo 15:1-19
HAL LAIN
Pertanyaan:
Saya sewaktu kuliah di Universitas Kristen Petra, pernah mengambil mata kuliah
Sains Penciptaan.
Selama ini, yg saya tahu, sains penciptaan adalah “produk” protestan. bagaimana
tanggapan Gereja Katolik terhadap Sains Penciptaan ini? apakah ini hanya
“sains”? atau sains yg benar-benar bisa dibuktikan?
Alexander Pontoh
Jawaban:
Shalom Alexander Pontoh,
Terus terang, saya hanya pernah mengikuti ceramah tentang Sains Penciptaan ini
melalui program televisi, sehingga mungkin tidak selengkap dengan apa yang anda
ketahui melalui kuliah. Sepanjang ingatan saya, memang program tersebut
berusaha membuktikan adanya penciptaan dunia secara bertahap, berdasarkan
dengan bukti-bukti batuan dan fosil yang ditemukan dari jaman purbakala. Tujuan
utamanya adalah untuk membuktikan bahwa penciptaan bukan berasal
dari sesuatu yang terjadi dengan sendirinya secara kebetulan (Big Bang),
namun karena benar-benar diciptakan oleh Tuhan.
Tentang hal penciptaan ini, sebenarnya Gereja Katolik juga mempunyai prinsip
yang sama, yaitu bahwa dunia dan alam semesta diciptakan oleh Tuhan, dan
bukannya oleh Big Bang, semacam “kecelakaan” dan kebetulan semata- mata. Maka,
Gereja Katolik tidak melarang Sains Penciptaan, di mana para ahli berusaha
menemukan bukti-bukti dan menarik kesimpulan dari bukti-bukti yang ditemukan,
tentang Penciptaan, secara khusus penciptaan manusia. Namun demikian, terdapat
prinsip dasar yang harus tetap diakui, karena bersumber dari Alkitab, yaitu: 1)
jiwa manusia diciptakan langsung oleh Tuhan, dari sesuatu yang tidak ada
menjadi ada, dan 2) penciptaan tubuh manusia diperoleh dari sesuatu yang sudah
ada (yaitu debu tanah sesuai dengan Kej 2:7), namun hal ini tidak berarti bahwa
manusia bebas mengatakan bahwa sesuatu yang sudah ada itu adalah tubuh hewan.
Dengan prinsip ini maka Gereja Katolik menolak prinsip pengajaran evolusi makro
(
Macroevolution), yaitu bahwa manusia berasal dari kera. Silakan membaca
jawaban yang sudah pernah saya tuliskan di sini, tentang Bagaimana hubungan
teori evolusi dengan iman,
silakan klik. Tubuh Adam haruslah
merupakan hasil dari campur tangan Tuhan untuk mengubah materi apapun yang
sudah ada (
pre-existing matter) dan menjadikannya layak sebagai tubuh
yang dapat menerima jiwa manusia. 3) Penciptaan manusia berasal dari sepasang
pria dan wanita (yaitu Adam dan Hawa- Monogenism) dan
bukan dari
banyak pasang (Polygenism) karena melalui Adam dan Hawalah dosa asal diturunkan
kepada seluruh manusia.
Berikut ini kutipannya dalam bahasa Inggris, surat ensiklik Paus Pius XII,
Humani Generis, 1950″
36. For these reasons the Teaching Authority of the Church does not forbid
that, in conformity with the present state of human sciences and sacred
theology, research and discussions, on the part of men experienced in both
fields, take place with regard to the doctrine of evolution, in as far as it
inquires into the origin of the human body as coming from pre-existent and
living matter — for the Catholic faith obliges us to hold that souls
are immediately created by God. However this must be done in such a
way that the reasons for both opinions, that is, those favorable and those
unfavorable to evolution, be weighed and judged with the necessary seriousness,
moderation and measure, and provided that all are prepared to submit to the
judgment of the Church, to whom Christ has given the mission of interpreting
authentically the Sacred Scriptures and of defending the dogmas of faithful[11]
Some however rashly transgress this liberty of discussion, when they act as if
the origin of the human body from preexisting and living matter were already
completely certain and proved by the facts which have been discovered up to now
and by reasoning on those facts, and as if there were nothing in the sources of
divine revelation which demands the greatest moderation and caution in this
question.
37. When, however, there is question of another conjectural opinion, namely
polygenism, the children of the Church by no means enjoy such liberty. For the
faithful cannot embrace that opinion which maintains either that after Adam
there existed on this earth true men who did not take their origin through
natural generation from him as from the first parent of all or that Adam
represents a certain number of first parents. Now it is in no way apparent how
such an opinion can be reconciled with that which the sources of revealed truth
and the documents of the Teaching Authority of the Church propose with
regard to original sin, which proceeds from a sin actually
committed by an individual Adam and which through generation is passed on to
all and is in everyone as his own.[12]
Selanjutnya,
silakan anda klik di sini untuk
membaca selengkapnya surat ensiklik Paus Pius XII tersebut. Pada dasarnya,
harus diakui bahwa mengenai Penciptaan ini memang banyak melibatkan
hipotesa-hipotesa yang belum dapat dipastikan kebenarannya, justru karena
begitu besar rentang waktu peristiwa penciptaan itu dengan masa sekarang. Ini
merupakan tantangan bagi para ilmuwan, tetapi juga harus menjadikan kita
menjadi lebih kritis untuk menanggapi hasil-hasil penemuan pada saat ini,
karena bisa saja kesimpulan ditarik atas dasar hipotesa. Untuk inilah Paus Pius
XII mengingatkan kita agar waspada, dan tidak mudah percaya atas teori- teori
yang berkembang sekarang ini, secara khusus Big bang dan Macro-evolution. Sebab
dasar teori-teori tersebut sesungguhnya adalah hipotesa, sehingga tentu lebih
baik jika kita mempercayai sumber yang lebih pasti, yaitu pengajaran
Magisterium Gereja, sebab prinsip pengajaran tersebut berdasarkan Wahyu Ilahi
dari Allah sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar